eksploitasi bumi air dan sumber kekayaan alam terprogram dan transparan

Selasa, 23 Oktober 2012

GEDAWANG PERMAI 3



Pada saat krisis air seperti yang terjadi saat ini seringkali baru disadari betapa penting atau strategisnya peranan air bersih bagi hidup dan kehidupan. Disaat terjadi krisis air, tiba-tiba hampir semua orang bisa berhemat air, bisa mencukupkan kebutuhannya akan air dengan jumlah yang ala kadarnya, pendek kata manusia bisa mengatur pemakaian air dengan baik, namun gambaran ini sangat terbalik disaat kondisi air melimpah, dan disadari atau tidak, kita seringkali kurang atau bahkan tidak pernah bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya air.Sebagai pengembang Perumahan yang baik dan layak sebaiknya mengutamakan dan mengupayakan ketersediaan air untuk warga perumahanya terutama pada saat musim kemarau apalagi sampai selama kurun waktu satu bulan warganya tidak mendapatkan pasokan air. Apakah hal tersebut dampak dari pembuatan jalan Tol Semarang Solo yang dibuat cekung kedalaman 100 meter . . ?
Meskipun sebagian daerah di Indonesia telah turun hujan bahkan di beberapa tempat mengalami kebanjiran, namun sebagian besar daerah lainnya masih mengalami krisis air. Krisis air yang berkepanjangan telah membawa dampak buruk yang sangat luas  bagi kehidupan masyarakat karena berujung pada rapuhnya ketahanan pangan, menurunya derajat kesehatan, kebakaran, inflasi meningkat, sanitasi buruk, terhentinya pembangu-nan, dan masih banyak lagi dampak buruk lainnya yang diakibatkan oleh krisis air.
Di Indonesia meskipun total tahunan sumber daya air masih berlimpah, akan tetapi distribusinya tidak merata, baik ditinjau dari letak geografis setiap pulau maupun dari segi distribusi curah hujan bulanan.  Pesatnya pembangunan, pertambahan jumlah penduduk, serta meningkatnya kegiatan ekonomi selama beberapa tahun terakhir ini mengakibatkan peningkatan alih fungsi lahan di berbagai wilayah.  Perubahan kawasan hutan dan lahan menjadi lahan perumahan, perkotaan, dan pertanian serta peruntukan lainnya, telah mengakibatkan berkurangnya kapasitas resapan air, peningkatan erosi lahan, sedimentasi pada sumber-sumber air, serta meningkatnya kerentanan kawasan terhadap bahaya kekeringan, banjir, tanah longsor, pencemaran air, interusi air laut dan penurunan produktivitas lahan yang kesemuanya akan mengakibatkan kerugian ekonomi, kerawanan sosial, dan degradasi lingkungan.  Hal ini semakin diperparah oleh siklus air musiman yang semakin tidak menentu sebagai dampak dari perubahan iklim global yang akan menghadapkan kita pada situasi krisis sumber daya air baik yang terjadi saat ini maupun dimasa yang akan datang
Banyak orang secara umum menganggap airtanah itu sebagai suatu danau atau sungai yang mengalir di bawah tanah. Padahal, hanya dalam kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua dibawah tanahlah kondisi ini adalah benar. Secara umum airtanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan
Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut dengan akifer. Bagaimana interaksi kita dalam penggunaan airtanah? Yang alami adalah dengan mengambil airtanah yang muncul di permukaan sebagai mataair atau secara buatan. Untuk pengambilan airtanah secara buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas yang berisi air dan es. Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa air yang berada di dalam sedotan akan sama dengan tinggi air di gelas. Ketika kita menghisap air dalam gelas tersebut terus menerus pada akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin menghisap air yang tersimpan diantara es maka kita harus menghisapnya lebih keras atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini hampirlah sama dengan teknis pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili oleh es batu) dengan menggunakan pompa (diwakili oleh sedotan)
Hal yang menarik, jika kita tutup permukaan sedotan maka akan terlihat bahwa muka air di dalam sedotan akan berbeda dengan muka air didalam gelas. Perbedaan ini akan mengakibatkan pergerakan air. Sama dengan analog ini, airtanahpun akan bergerak dari tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh gaya gravitasi (perbedaan ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan laut), adanya lapisan penutup yang impermeabel diatas lapisan akifer, gaya lainnya yang diakibatkan oleh pola struktur batuan atau fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini secara umum disebut gradien aliran airtanah (potentiometrik). Secara alamiah pola gradien ini dapat ditentukan dengan menarik kesamaan muka airtanah yang berada dalam satu sistem aliran airtanah yang sama.
Mengapa pergerakan atau aliran airtanah ini menjadi penting? Karena disinilah kunci dari penentuan suatu daerah kaya dengan airtanah atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah memiliki potensi airtanah alami yang baik.
Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada tanah/batuan.

Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui suatu lapisan atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan airtanah (discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone).
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya.
Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal (Padahal dangkal atau dalam itu sangat relatif lho).
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis (artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada diatas permukaan tanah sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah permukaan tanah.