hidup tanpa berbekal ilmu dan ketrampilan apalagi keahlian yang cukup hanya mengandalkan kekuatan badan dan nyali, bertaruh nyawa demi segenggam beras, terus berjuang dan berjuang untuk bertahan hidup yang tanpa kepastian.
mendongak disisi lain terlihat gemerlap dunia dan orang-orang golongan atas yang dikelilingi oleh kemewahan menghambur hamburkan uang yang didapatkan bukan dari hasil kerja keras akan tetapi hasil dari ketidak benaran dan permainan kebenaran.
sering dimanfaatkan untuk tujuan tertentu yang pada akhirnya hanya akan menambah sengsara kehidupanya desebabkan kerena sedikitnya pengetahuan, mudah diiming-imingi sesuatu yang bersifat enak padahal sama sekali tidak, setelah itu kembali tercampakan oleh janji-janji palsu.
wong cilik bukan berarti berotak cilik dan bernyali cilik tapi berkantong cilik dan berbadan cilik hanya saja sebagianya memang berotak cilik, berkantong cilik dan berbadan cilik tapi bernyali besar dan ada juga yang berotak cilik, berkantong cilik tapi nyali dan badanya besar dan masih ada macam jenis lain wong cilik.
wong cilik bukan berarti tidak bisa berkarya hanya saja tidak ada kesempatan yang diberikan untuk berkarya, jika saja diberi pengetahuan dan bimbingan ketrampilan mereka lambat laun akan bisa berkarya untuk meningkatkan taraf kehidupanya yang cilik
tong kosong mudah mencela dan tidak menghargai sebuah hasil karya tanpa membantu meningkatkan mutu sebuah karya untuk menjadi lebih berharga.
lebih memilih bersuara lantang daripada berfikir dan bergerak, bagaimana tumpukan batu bisa menjadi rumah jika tanpa fikir dan gerak kerja.
hasil karya wong cilik tidak dianggap padahal dari karya wong cilik banyak mempunyai manfaat hanya tidak bernilai karena kurangnya peranan tambahan.
wong cilik hanya termangu diam tanpa bisa berbuat apa-apa, menerima hak dan kewajiban yang diberikan kepadanya tanpa bertanya apakah pemberian itu sudah selayaknya diterima.
pajak rakyat yang terbang tinggi dan entah kabur kemana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar